Nahdhotun
Nisa, sebuah permainan Bahasa yang sebenarnya memiliki arti yang sangat
sederhana. Dalam Bahasa Indonesia, Nahdhotun Nisa berarti Kebangkitan
Perempuan. Sedangkan apa maksud dari kebangkitan perempuan itu, kita semua
tentu memiliki berbagai perspepsi tentang define kebangkitan yang tertera dalam
artikel bebas ini. kata kebangkitan berasal dari kata bangkit yang menurut KBBI
berarti bangun; lalu berdiri. Tentunya dalam artikel ini kita tidak akan
membahas makna kebangkitan seleterlek itu. Tidak! Kebangkitan tidak
hanya berate sesempit itu, apalagi kata tersebut bersanding dengan kata
perempuan. Oleh karena itu pembahasan tidak akan sesederhanya pengertiannya.
Dalam artikel ini, kita akan sama-sama membahas tentang bagaimana perempuan
memiliki tempat ditengah-tengah masyarakat dunia. Dari pembahasan tersebut kita
akan membuka paradigma kebanyakat masyarakat patriarki terhadap perempuan yang
dianggap hanya memiliki tugas 3M alias Macak, Manak, Masak.
Pembahasan pertama adalah tentang
“sejak kapan sih sebenarnya perempuan dianggap penting dalam aspek
kemasyarakatan?”. Penulis jawab dengan tegas pertanyaan yang dianggap penulis
biasa terlontarkan dalam forum-forum keperempuanan tersebut dengan jawaban yang
sangat islami menurut penulis yaitu sejak zaman Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. Ya, tentu demikian, kemudian muncul pertanyaan, “mengapa demikian?”.
Penulis akan menjawab pertanyaan demikian dengan pertanyaan pula, “apakah anda
mengenal siti Aisyah, siti Khadijah, dan fathimatuz zahro?”. Jawabannya sedang
melayang di pikiran anda masing-masing. Dan saya tau itu.
Berikut
adalah profil perempuan hebat pada zaman Kanjeng Nabi SAW. Yang pertama
ialah Aisyah RA, istri Rasululloh yang sangat cerdas sehingga menjadi perawi
hadist terbanyak. Yang kedua ialah sayyidina Khodijah, istri pertama rasululloh
SAW. Beliau ialah satu-satunya istri yang memberikan keturunan kepada
Rasululloh SAW dan istri yang rela memberikan seluruh hartanya untuk syiar
Islam. Yang ketiga ialah Siti Fathimah. Beliau adalah pemimpin perempuan dunia
di seluruh zaman dan generasi.
Kebangkitan
perempuan sudah ada ketika zaman Islam, lebih tepatnya pada zaman Rosululloh
SAW. Ada banyak artikel atau pendapat yang menyatakan bahwa pelopor kebangkitan
perempuan datangnya dari negara barat, penulis kira pendapat itu kurang tepat,
atau mungkin pemilik pendapat belum pernah tau tentang kehebatan perempuan pada
zaman Rasululloh yang namanya masih dikenang dari generasi ke generasi.
Tokoh-tokoh
perempuan penegak emansipasi dari barat diantaranya adalah Hilary Rose, Evelyn
Fox, Keller, Sandra harding, dan Naomi Wolf. Dari arah timur tengah kita bisa
mencatat sepak terjang perempuan penegak emansipasi seperti Nawal El Saadawi
dan Fathimah Mernisi.
Di
Indonesia, sangat lebih mendahului wilayah barat dalam hal kebangkitan
perempuan. Beliau adalah Ratu Shima dari kerajaan Kalingga yang bertahta pada
abab ke 6.beliau sangat tegas memimpin kerajaan denganbtidak memandang saudara
atau tidak, jika melanggar hukuman akan tetap dilaksanakan. Seterusnya, kita
memiliki RA. Kartini, pelopor emansipasi dalam pendidikan. Lalu haruskah kita
tidak bangga dengan perempuan bangsa? Haruskah kita tetap mengakui bahwa
perempuan dan paham luar lebih terlihat keren dari pada anak bangsa sendiri?
Maret 2016, disampaikan dalam diskusi tentang perempuan dalam rangkaian acara Pelatihan Kader Dasar Ibnu Aqil, Malang
yv114 replica bags designer bz380
BalasHapus