Rabu, 13 Juli 2016

Surat Bisma Untuk Amba



Siank ini, di bawah sinar matahari ingin rasanya ku berteriak histeris di tengah gurun sahara, meluapkan emosi serta penyesalan ku kepada orang yang aku sayangi sekarang ini karena belum bisa menjaga serta menuntun kamu ke arah lebih baik, mengajak kamu ke jalan yang di ridhoi Tuhan semesta alam, membantu menggerakkan sahabat untuk mendedikasikan diri secara totalitas dan yang sangat aku kecewakan adalah mengajak kamu ke hal nista dan hina di pengunjung hari-hari kita sekarang ini. . . . . . . . .
Siank ini, aku menuliskan kata-kata ini dengan sebuah penyesalan yang sangat serta menyakini akan berubah ke arah lebih baik, mengekspresikan dengan sejuta harapan atas kehadiran mu di sela-sela hidup ku ini, memberikan sentuhan cinta dan kasih sayang selama menjalin sebuah hubungan ini, aku merasa kurang bisa memberikan apa yang selama ini kamu inginkan dari perhatian, cinta dan kasih sayangku selama ini, aku tidak menyalahkan kamu tatkala kamu menanyakan cinta serta keseriusan ku pada mu, sedih rasanya ketika terdengar suara itu muncul di atas bibir indah mu . . . . . . . .
Siank ini, di bawah atap kegelisahan dunia, di kelilingi nistapa rindu, berbalut sedih serta kehinaan semakin tumbuh subur menjadi teman akrab dalam ruangan tak berhampa, ku sungguh tak mengerti apa makna semua ini, hari ini, kadangrasanya aku sedih melihat kondisi orang yang ku cinta berubah laksana angin biasa ke arah topan besar memakan korban di ujung langkahnya, aku ingin menjelaskan bahwa aku tidak rela tatkala saudara-saudara ku menghina, menghujat, mengolok-olok bahkan mengadu-doma kamu dengan kawan mulia ku yang sekarang ini akan memulai sebuah perjuangan hidup, ah ! aku ingin berteriak di ujung imajinasi dunia menyampaikan hal ini pada sang penyejuk kegelisahan beratap cinta dan kasih sayank . . . . . .
Matahari tepat di atas atap rumah hina ini, aku ingin berbicara pada alam bahwa di ujung timur, seorang bidadari cantik, berhati mulia, perempuan laksana sayyidah Humairo’, berwajah ceria meski hati tersayat oleh pisau kekejaman telah tumbuh dalam kondisi yang sangat tidak di suka, dia dengan kesabaran serta ketulusan berjalan di atas payung kebersamaan bersama teman-teman seperjuangan, wahai alam yang luas, lindungilah dia dari kekejian sahabatnya yang tidak suka dengan piawainya dalam berjalan, beri atap ketabahan atasnya karena banyak jiwa-jiwa mengintai dengan berbagai macam strategi busuk dan tak manusiawi, berilah kekuatan untuk menghadang musuh-musunya dengan kedewasaan berfikir dan ketenangan jiwa serta hati nurani . . . . . . .
Dengan kesedihan,aku berusaha menuliskan apa yang aku rasakan akhir-akhir ini, wahai bumi beserta isinya, sampaikan salam rindu dan sayangku untuk pujaan hati ku yang tengah mengahadapi bola kesusahan dalam mengabdikan dirinya di sebuah komunitas pergerakan yang telah di ambilnya, komunitas yang telah membesarkan namanya di angkatan seperjuangannya, sebuah pergerakan abadi menuntut ke jalan yang diamanahkan oleh para pendirinya, semoga niat serta ketulusan pengabdian di balas oleh pemilik dia dan aku sesungguhnya, semoga saja tulisan ini mampu mengetuk pintu langit agar apa yang ku tuliskan segera tertuju pada sang peri pergerakan di ujung bumi pertiwi.
Tak dapat ku tuliskan semua rasa dalam nurani ini, tak banyak untaian serta sajak-sajak yang ku goreskan, aku bukanlah penyair yang mampu membuat kata-kata indah menyejuk hati, dan juga bukan sastrawan yang dengan untaian kalimat berbaris-baris menggerakkan sugesti seseorang untuk berjalan dalam dunia imajinasi, juga tidak seorang rasul yang di imani kebenarannya sekalipun, aku hanyalah anak seorang petani yang berusaha dengan jerih payah merangkai kata menjadi kalimat, kalimat berubah pargraf yang mampu menggugah jiwa serta menanamkan kobaran api semangat, dengannya ku cabik-cabik mulut orang-orang biadab, dengannya juga akan aku remukkan otaknya dengan rangkaian kata ini dan dengannya pula akan ku tunjukkan pada dunia bahwa kaulah wanita yang aku cintainya sayank !
Salam hubbulmaktum untuk sang peri pergerakan !

30 Desember 2013, Bumi tak bertuan!

Pengetahuan; "Nahdhotun Nisa; Seksinya Perempuan"



Nahdhotun Nisa, sebuah permainan Bahasa yang sebenarnya memiliki arti yang sangat sederhana. Dalam Bahasa Indonesia, Nahdhotun Nisa berarti Kebangkitan Perempuan. Sedangkan apa maksud dari kebangkitan perempuan itu, kita semua tentu memiliki berbagai perspepsi tentang define kebangkitan yang tertera dalam artikel bebas ini. kata kebangkitan berasal dari kata bangkit yang menurut KBBI berarti bangun; lalu berdiri. Tentunya dalam artikel ini kita tidak akan membahas makna kebangkitan seleterlek itu. Tidak! Kebangkitan tidak hanya berate sesempit itu, apalagi kata tersebut bersanding dengan kata perempuan. Oleh karena itu pembahasan tidak akan sesederhanya pengertiannya. Dalam artikel ini, kita akan sama-sama membahas tentang bagaimana perempuan memiliki tempat ditengah-tengah masyarakat dunia. Dari pembahasan tersebut kita akan membuka paradigma kebanyakat masyarakat patriarki terhadap perempuan yang dianggap hanya memiliki tugas 3M alias Macak, Manak, Masak.

Pembahasan pertama adalah tentang “sejak kapan sih sebenarnya perempuan dianggap penting dalam aspek kemasyarakatan?”. Penulis jawab dengan tegas pertanyaan yang dianggap penulis biasa terlontarkan dalam forum-forum keperempuanan tersebut dengan jawaban yang sangat islami menurut penulis yaitu sejak zaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ya, tentu demikian, kemudian muncul pertanyaan, “mengapa demikian?”. Penulis akan menjawab pertanyaan demikian dengan pertanyaan pula, “apakah anda mengenal siti Aisyah, siti Khadijah, dan fathimatuz zahro?”. Jawabannya sedang melayang di pikiran anda masing-masing. Dan saya tau itu.
Berikut adalah profil perempuan hebat pada zaman Kanjeng Nabi SAW. Yang pertama ialah Aisyah RA, istri Rasululloh yang sangat cerdas sehingga menjadi perawi hadist terbanyak. Yang kedua ialah sayyidina Khodijah, istri pertama rasululloh SAW. Beliau ialah satu-satunya istri yang memberikan keturunan kepada Rasululloh SAW dan istri yang rela memberikan seluruh hartanya untuk syiar Islam. Yang ketiga ialah Siti Fathimah. Beliau adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi.

Kebangkitan perempuan sudah ada ketika zaman Islam, lebih tepatnya pada zaman Rosululloh SAW. Ada banyak artikel atau pendapat yang menyatakan bahwa pelopor kebangkitan perempuan datangnya dari negara barat, penulis kira pendapat itu kurang tepat, atau mungkin pemilik pendapat belum pernah tau tentang kehebatan perempuan pada zaman Rasululloh yang namanya masih dikenang dari generasi ke generasi.

Tokoh-tokoh perempuan penegak emansipasi dari barat diantaranya adalah Hilary Rose, Evelyn Fox, Keller, Sandra harding, dan Naomi Wolf. Dari arah timur tengah kita bisa mencatat sepak terjang perempuan penegak emansipasi seperti Nawal El Saadawi dan Fathimah Mernisi.

Di Indonesia, sangat lebih mendahului wilayah barat dalam hal kebangkitan perempuan. Beliau adalah Ratu Shima dari kerajaan Kalingga yang bertahta pada abab ke 6.beliau sangat tegas memimpin kerajaan denganbtidak memandang saudara atau tidak, jika melanggar hukuman akan tetap dilaksanakan. Seterusnya, kita memiliki RA. Kartini, pelopor emansipasi dalam pendidikan. Lalu haruskah kita tidak bangga dengan perempuan bangsa? Haruskah kita tetap mengakui bahwa perempuan dan paham luar lebih terlihat keren dari pada anak bangsa sendiri?


Maret 2016, disampaikan dalam diskusi tentang perempuan dalam rangkaian acara Pelatihan Kader Dasar Ibnu Aqil, Malang 

Cerpen; Genderuwo 1



Hari telah memancarkan putihnya, adapun seorang gadis cantik tetap terjaga dalam renung dengan mata yang tetap terbelalak indah namun tergurat lengkung hitam di kantung matanya. Tanda ia yang tidak pernah bisa terlelap tidur meski sunyi dan sepi selalu menjadi teman abadinya. Pada putihnya hari ini, gadis itu bercakap dengan dirinya sendiri, 
“Sial! Sia-sia usahaku selama ini! aku sudah muak dengan badanku, aku sudah muak dengan mukaku, persetan dengan semua ini! akan ku nikmati hidup ini dengan makan sekenyangku, tidur sepulasku, dengan tanpa rasa takut akan apapun.”

Sebelum hari ini dia tidak kehilangan hitamnya walau sebentar. Hitamnya hari menemaninya dalam sunyi, ramai, lalu kembali sunyi. Sunyi yg terakhir berbalut sedikit tangis sebab sakit di ulu hati yang lumayan membuat emosinya membuahkan air pada pelupuk matanya.

"Sedang apa kamu ini nduk? Merenungi hitam malam yang menakutkan. Tidak kah kau takut akan jeritan sekawananku?", bisik genderuwo di telinga gadis cantik. Tapi tetap, dia tidak bisa sepenuhnya mendengar kata-kata genderuwo karena alam mereka yang berbeda.
Gadis cantik itu berada dalam bilik kosnya yang temaram. Dia terdiam dalam renungan. Lalu, berlanjut dalam sedikit isak tangis. Sedang tanpa ia sadari, genderuwo tetap menatapnya nanar, ingin menggoda tapi agak tak tega. Genderuwo memperhatikan dia terus dengan muka yang tak beraturannya. 
Lalu Genderuwo berkata lagi, "hei kau anak manusia, apa kau tak tau, kau sedang diperhatikan oleh makhluk yg sangat menakutkan? Bentuk wajahku tak seperti wajahmu yang berparas bagus, berhidung lumayan mancung dan terletak tepat di tengah wajah. tak seperti hidungku, yang terlalu panjang dan berjerawat, letaknya pun tak stategis semacam punyamu. aku saja tidak mengerti harus mengatakan hidungku terletak di sebelah mana. Mau aku bilang hidungku terletak di sebelah mata, tetapi mataku terletak dimana mulutmu berada. sedangkan mulutku berada dimana heler jenjang nan mulusmu berada. Aaiiisshh!!!! Aku bingung bagaimana aku menerangkannya kepadamu biar kamu takut dengan hanya mendengar bisikanku. Penglihatanmu terbatas memang, tidak bisa melihat makhluk Tuhan lain semacam diriku."
“Aku rela menghabiskan banyak biaya untuk semua ini” rengek si gadis dalam tangisnya yang dia pikir hanya dia yang mendengar suaranya sendiri.
Cek cek cek, apalagi masalah manusia ini? serba ruwet!!!” Umpat si genderuwo.

Si gadis mengambil kaca berukuran 60x30 cm yang tergantung tidak jauh dari tempatnya berjongkok. Dia mulai menyisir setiap lekuk wajahnya yang tercermin dalam kaca. Dia mulai tangisnya kembali sembari menghapus make up yang menempel di wajah cantiknya. Mulai dari eyeliner yang terbubuh cantik pada kelopak matanya, kemudian blush on yang merona tipis merah muda pada pipinya, dilanjut dengan lipstick berwarna merah jambu yang tertempel rapi nan elok dipandang pada bibirnya. Bubuhan make up yang dia kenakan tersebut dihapus perlahan dengan tetap ia menangis.

“Jika bukan untuk menyenangkan mata keranjangmu itu Mas, aku tidak akan memakai barang-barang beginian! Dasar kamu! Aku tidak makan hanya untuk menjaga tubuh ideal nan seksi yang katamu biar kayak artis korea itu. Sekarang boro-boro Korea! Korengan yang iya!” si gadis tak berhenti berpikir bahwa kata serapahnya tidak ada yang mendengar.
“Heh, mungkin manusia yang berbentuk perempuan cantik ini mengalami hal yang sama dengan perempuan rumah sebelah. Sudah bersolek secantik-cantiknya biar dapat pasangan sampai rela beli barang-barang mahal biar kelihatan cantik dan gaya, beli yang dibuat coret-coret wajah juga. Aku heran dengan manusia berbentuk perempuan ini, sudah dikasih Tuhan bentuk yang bagus, wajah yang bagus tidak berantakan sepertiku, kok malah wajahnya dicoret-coret. Dan yang membuat aku kaget, ternyata akibat corat-coret itu, wajah perempuan ini bisa berganti warna. Aku masih ingat aku pernah melihat seorang perempuan yang berwajah hitam, aku yakin perempuan itu memiliki aji-aji sulap karena dalam sekejap hanya dengan mencoret wajahnya dengan benda-benda tertentu, wajahnya berganti warna menjadi putih. Dan aku juga pernah mendengar wanita itu pernah mengatakan kepada teman perempuannya kalau benda-benda aneh itu didapat dengan mudah melalui telepon yang bisa digenggam, tentunya dengan harga yang tidak murah, katanya. Andai di duniaku bisa seperti itu, mungkin wajahku bisa berubah menjadi bagus dan juga warnaku bisa diubah sesuai apa yang aku mau. Ahhh…. Terlalu berhayal aku ini” si genderuwo berbicara sekenanya.

Si gadis telah selesai menghapus make upnya dan mengembalikan kaca pada gantungan semula. Dia beranjak dari duduk jongkoknya. Dia berdiri di depan kaca, matanya mulai menggerataki lekuk tubuhnya sendiri yang terpantul dalam kaca. Dia menyadari pinggangnya semakin kecil (yang biasa disebut orang pinggang kecil adalah langsing).

“Dulu aku tak sekurus ini. ternyata lebih enak menjadi orang yang berisi, yang tak kurus macam sekarang ini. lebih lebih jadi orang yang bebas makan apa saja tanpa memikirkan “Harus terlihat cantik, langsing, putih”. aku memang perempuan kurang bersyukur. Menuruti nafsu agar terlihat cantik, langsing, putih saja. Kenapa dalam pikiranku dulu hanya begitu-begituan ya? Ahh… bodohnya aku.. dan sekali lagi, pikiran-pikiran begitu lahirnya karena kamu Mas. Jancuk kamu Mas!” lagi dan lagi, umpatan si gadis tetap tertuju pada seseorang yang disebut Mas olehnya.




Satu minggu yang lalu, si gadis masih terlihat sangat ceria. Dia selalu riang ketika menatap dirinya yang memantul pada kaca. Sambil sedikit bernyanyi dan berjoget, gadis itu menatap dirinya bangga pada kaca. Dia yang menurutnya terlihat begitu cantik dengan memakai baju serba kekinian, tak ketinggalan bubuhan make up yang elegan, didukung dengan bentuk tubuh yang menurutnya ideal bak artis korea. Dia sudah selesai menyiapkan diri untuk bertemu lelaki yang selama ini ia kagumi. Merasa telah siap berangkat hang out, si gadis mengirim pesan melalui salah satu social media kekinian, WhatsApp.

Si gadis: “aku udah siap nih, jadi kan kita jalan-jalan? Kamu jemput aku depan kos ya Mas.”
 Fast respond, si lelaki membalas: “emm, maaaf banget ya dek, aku tiba-tiba harus ke rumah nenekku karena ibuku ada perlu disana jadi aku harus antar dan nemenin ibuku. Jalan-jalannya ditunda besok aja gpp kan ya, cm mundur sehari kok. Ya ya? Jangan marah ya dek, nanti sayang sama cantiknya jadi berkurang, adek kan cantik banget kayak Yuna, artis korea kesukaan Mas itu.:*”
Si gadis: “huft, ya sudah Mas, gpp deh. Lagian kan Mas harus ngantar ibu. Tp besok ya Mas.”
Si lelaki: “iya iya dek. Maksih ya udah pengertian :*”

Si gadis agak kecewa karena hari yang dia tunggu untuk pergi jalan-jalan dengan lelaki yang dia kagumi harus ditunda. Si gadis pun merebahkan badan langsingnya ke kasur sembari membuka beberapa media social yang dia miliki seperti FB, WA, BBM, PATH, INSTAGRAM, TWITTER. Waktu akan sangat cepat bergulir ketika perhatian terfokus pada media-media social karena dimannjakan oleh berbagai berita kekinian dan beberapa update momen-momen tertentu. Satu jam kemudian, si gadis sengaja membuka akun Instagram milik lelaki yang ia kagumi. Si gadis pun terkagetkan oleh sebuah foto dari seorang gadis yang menandai lelaki yang disebut Mas itu. Foto tersebut memiliki keterangan bahwa diupload 7 menit yang lalu. Yang terpotret dalam foto tersebut adalah lelaki yang dipanggil Mas sedang berada di sebuah wisata lampion dengan menggandeng gadis lain. Satu menit kemudian, foto berikutnya muncul masih dengan orang-orang yang sama dan tempat yang sama tetapi berbeda gaya. Gaya yang terpotret dalam foto kedua adalah lelaki yang disebut Mas sedang berciuman dengan gadis yang mengupload foto di instagram.



Maret, 2016