Hari telah memancarkan putihnya,
adapun seorang gadis cantik tetap terjaga dalam renung dengan mata yang tetap
terbelalak indah namun tergurat lengkung hitam di kantung matanya. Tanda ia
yang tidak pernah bisa terlelap tidur meski sunyi dan sepi selalu menjadi teman
abadinya. Pada putihnya hari ini, gadis itu bercakap dengan dirinya sendiri,
“Sial! Sia-sia usahaku selama ini! aku sudah muak dengan badanku, aku sudah
muak dengan mukaku, persetan dengan semua ini! akan ku nikmati hidup ini dengan
makan sekenyangku, tidur sepulasku, dengan tanpa rasa takut akan apapun.”
Sebelum hari ini dia tidak
kehilangan hitamnya walau sebentar. Hitamnya hari menemaninya dalam sunyi,
ramai, lalu kembali sunyi. Sunyi yg terakhir berbalut sedikit tangis sebab
sakit di ulu hati yang lumayan membuat emosinya membuahkan air pada pelupuk
matanya.
"Sedang apa kamu ini nduk?
Merenungi hitam malam yang menakutkan. Tidak kah kau takut akan jeritan
sekawananku?", bisik genderuwo di telinga gadis cantik. Tapi tetap, dia tidak
bisa sepenuhnya mendengar kata-kata genderuwo karena alam mereka yang berbeda.
Gadis cantik itu berada dalam bilik
kosnya yang temaram. Dia terdiam dalam renungan. Lalu, berlanjut dalam sedikit
isak tangis. Sedang tanpa ia sadari, genderuwo tetap menatapnya nanar, ingin
menggoda tapi agak tak tega. Genderuwo memperhatikan dia terus dengan muka yang
tak beraturannya.
Lalu Genderuwo berkata lagi, "hei kau anak manusia, apa
kau tak tau, kau sedang diperhatikan oleh makhluk yg sangat menakutkan? Bentuk
wajahku tak seperti wajahmu yang berparas bagus, berhidung lumayan mancung dan
terletak tepat di tengah wajah. tak seperti hidungku, yang terlalu panjang dan
berjerawat, letaknya pun tak stategis semacam punyamu. aku saja tidak mengerti
harus mengatakan hidungku terletak di sebelah mana. Mau aku bilang hidungku
terletak di sebelah mata, tetapi mataku terletak dimana mulutmu berada.
sedangkan mulutku berada dimana heler jenjang nan mulusmu berada. Aaiiisshh!!!!
Aku bingung bagaimana aku menerangkannya kepadamu biar kamu takut dengan hanya
mendengar bisikanku. Penglihatanmu terbatas memang, tidak bisa melihat makhluk
Tuhan lain semacam diriku."
“Aku rela menghabiskan banyak biaya
untuk semua ini” rengek si gadis dalam tangisnya yang dia pikir hanya dia yang
mendengar suaranya sendiri.
“Cek cek cek, apalagi
masalah manusia ini? serba ruwet!!!” Umpat si genderuwo.
Si gadis mengambil kaca berukuran
60x30 cm yang tergantung tidak jauh dari tempatnya berjongkok. Dia mulai
menyisir setiap lekuk wajahnya yang tercermin dalam kaca. Dia mulai tangisnya
kembali sembari menghapus make up yang menempel di wajah cantiknya. Mulai dari eyeliner
yang terbubuh cantik pada kelopak matanya, kemudian blush on yang merona
tipis merah muda pada pipinya, dilanjut dengan lipstick berwarna merah
jambu yang tertempel rapi nan elok dipandang pada bibirnya. Bubuhan make up
yang dia kenakan tersebut dihapus perlahan dengan tetap ia menangis.
“Jika bukan untuk menyenangkan mata
keranjangmu itu Mas, aku tidak akan memakai barang-barang beginian! Dasar kamu!
Aku tidak makan hanya untuk menjaga tubuh ideal nan seksi yang katamu biar
kayak artis korea itu. Sekarang boro-boro Korea! Korengan yang iya!” si gadis
tak berhenti berpikir bahwa kata serapahnya tidak ada yang mendengar.
“Heh, mungkin manusia yang
berbentuk perempuan cantik ini mengalami hal yang sama dengan perempuan rumah
sebelah. Sudah bersolek secantik-cantiknya biar dapat pasangan sampai rela beli
barang-barang mahal biar kelihatan cantik dan gaya, beli yang dibuat coret-coret
wajah juga. Aku heran dengan manusia berbentuk perempuan ini, sudah dikasih
Tuhan bentuk yang bagus, wajah yang bagus tidak berantakan sepertiku, kok
malah wajahnya dicoret-coret. Dan yang membuat aku kaget, ternyata akibat
corat-coret itu, wajah perempuan ini bisa berganti warna. Aku masih ingat aku
pernah melihat seorang perempuan yang berwajah hitam, aku yakin perempuan itu
memiliki aji-aji sulap karena dalam sekejap hanya dengan mencoret wajahnya dengan
benda-benda tertentu, wajahnya berganti warna menjadi putih. Dan aku juga
pernah mendengar wanita itu pernah mengatakan kepada teman perempuannya kalau
benda-benda aneh itu didapat dengan mudah melalui telepon yang bisa digenggam,
tentunya dengan harga yang tidak murah, katanya. Andai di duniaku bisa seperti
itu, mungkin wajahku bisa berubah menjadi bagus dan juga warnaku bisa diubah
sesuai apa yang aku mau. Ahhh…. Terlalu berhayal aku ini” si genderuwo
berbicara sekenanya.
Si gadis telah selesai menghapus make
upnya dan mengembalikan kaca pada gantungan semula. Dia beranjak dari duduk
jongkoknya. Dia berdiri di depan kaca, matanya mulai menggerataki lekuk
tubuhnya sendiri yang terpantul dalam kaca. Dia menyadari pinggangnya semakin
kecil (yang biasa disebut orang pinggang kecil adalah langsing).
“Dulu
aku tak sekurus ini. ternyata lebih enak menjadi orang yang berisi, yang tak
kurus macam sekarang ini. lebih lebih jadi orang yang bebas makan apa saja
tanpa memikirkan “Harus terlihat cantik, langsing, putih”. aku memang perempuan
kurang bersyukur. Menuruti nafsu agar terlihat cantik, langsing, putih saja. Kenapa
dalam pikiranku dulu hanya begitu-begituan ya? Ahh… bodohnya aku.. dan
sekali lagi, pikiran-pikiran begitu lahirnya karena kamu Mas. Jancuk kamu Mas!”
lagi dan lagi, umpatan si gadis tetap tertuju pada seseorang yang disebut Mas
olehnya.
Satu minggu yang lalu, si gadis
masih terlihat sangat ceria. Dia selalu riang ketika menatap dirinya yang
memantul pada kaca. Sambil sedikit bernyanyi dan berjoget, gadis itu menatap
dirinya bangga pada kaca. Dia yang menurutnya terlihat begitu cantik dengan
memakai baju serba kekinian, tak ketinggalan bubuhan make up yang elegan,
didukung dengan bentuk tubuh yang menurutnya ideal bak artis korea. Dia sudah
selesai menyiapkan diri untuk bertemu lelaki yang selama ini ia kagumi. Merasa
telah siap berangkat hang out, si gadis mengirim pesan melalui salah
satu social media kekinian, WhatsApp.
Si gadis: “aku udah siap nih, jadi
kan kita jalan-jalan? Kamu jemput aku depan kos ya Mas.”
Fast respond, si lelaki
membalas: “emm, maaaf banget ya dek, aku tiba-tiba harus ke rumah nenekku
karena ibuku ada perlu disana jadi aku harus antar dan nemenin ibuku.
Jalan-jalannya ditunda besok aja gpp kan ya, cm mundur sehari kok. Ya ya?
Jangan marah ya dek, nanti sayang sama cantiknya jadi berkurang, adek kan
cantik banget kayak Yuna, artis korea kesukaan Mas itu.:*”
Si gadis: “huft, ya sudah Mas, gpp
deh. Lagian kan Mas harus ngantar ibu. Tp besok ya Mas.”
Si lelaki: “iya iya dek. Maksih ya
udah pengertian :*”
Si gadis agak kecewa karena hari
yang dia tunggu untuk pergi jalan-jalan dengan lelaki yang dia kagumi harus
ditunda. Si gadis pun merebahkan badan langsingnya ke kasur sembari membuka
beberapa media social yang dia miliki seperti FB, WA, BBM, PATH, INSTAGRAM,
TWITTER. Waktu akan sangat cepat bergulir ketika perhatian terfokus pada
media-media social karena dimannjakan oleh berbagai berita kekinian dan
beberapa update momen-momen tertentu. Satu jam kemudian, si gadis
sengaja membuka akun Instagram milik lelaki yang ia kagumi. Si gadis pun
terkagetkan oleh sebuah foto dari seorang gadis yang menandai lelaki yang
disebut Mas itu. Foto tersebut memiliki keterangan bahwa diupload 7
menit yang lalu. Yang terpotret dalam foto tersebut adalah lelaki yang
dipanggil Mas sedang berada di sebuah wisata lampion dengan menggandeng gadis
lain. Satu menit kemudian, foto berikutnya muncul masih dengan orang-orang yang
sama dan tempat yang sama tetapi berbeda gaya. Gaya yang terpotret dalam foto
kedua adalah lelaki yang disebut Mas sedang berciuman dengan gadis yang
mengupload foto di instagram.
Maret, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar